Hey Jingga....
Aku lagi mengenang dirimu yang menggambarkan
keabadian ketika kubacakan puisi untukmu.
Aku bersaksi, merintih sendiri menghadirkan senyum
termanis melepaskanmu.
Hey Jingga....
Kamu tahu, rindu yang kupunya selalu seindah dirimu
di kitaran cakrawala senja walau jiwaku itu mati,
mati karenamu dan kosong.
Hey Jingga....
Jangan salahkan dirimu yang berparas menawan,
karena aku juga biarkan ronamu merasuki malamku
setiap selesai kubacakan puisi untukmu.
Kamu mengerti....
Apa yang aku mau bersama menari di bawah rembulan,
itu sudah kau kabulkan
Malam itu jadi begitu indah romantis ada bayanganmu
dan aku di bawah sinar rembulan.
Aku tahu....
Misalkan kita rindu, kita cukupkan saja berjalan ditengah
malam menghirup udaranya.
Katakan dalam hati dengan senyum pandangkan jauh
penglihatan kita, kita berjumpa.
Hey Jingga....
Nanti kalau kamu rindu, bilang lagi saja yah....
___________________________________________________
Jatinangor, 14 April 2008
No comments:
Post a Comment