sesaat hasrat datang bertandang
hanya kata merangkai hati
terapung naik hilang terbang
sayang asmara lenyap di balik tirai
halus lembut membalut kalbu
berdendang sayu alunan senja
sentuh jiwa semakin sendu
sepi hati berharap permata
rindu rasa bersemayam dipuncak lamunan
tersenyum sukma terpijar cahaya
bersama rembulan memburu angan
haru indah termangu hati bertanya
_________________________________________________
Bogor, 25 Juni 2001
Wednesday, December 15, 2010
Tiga Dewi
malam begitu perlahan berlalu
jiwa asmara larut bersenandung
bintang beribu bintang kupandangi
tiga dewi tersenyum padaku
namun terlanjur sudah
nafasku terluka
_________________________________________________
Bogor, 31 Maret 2002
jiwa asmara larut bersenandung
bintang beribu bintang kupandangi
tiga dewi tersenyum padaku
namun terlanjur sudah
nafasku terluka
_________________________________________________
Bogor, 31 Maret 2002
Tuesday, November 23, 2010
Umbaran Jiwa
ketika urat syaraf terputus
revolusi hati semakin jelas
relevansinya dalam kehidupan malam
ada jiwa yang terbakar
membara segala hasrat-hasrat
semua terkotak-kotak dalam hati
terpeta dalam otak
terjebak pada waktu
lalu disumbangkannya perasaan-perasaan
perasaan yang menang, ngotot dan pasrah
bersatu dalam umbaran paradigma
ilustrasinya dialamatkan
pada menikmat malam dini hari
untuk jiwa-jiwa yang sepi
revolusi hati semakin jelas
relevansinya dalam kehidupan malam
ada jiwa yang terbakar
membara segala hasrat-hasrat
semua terkotak-kotak dalam hati
terpeta dalam otak
terjebak pada waktu
lalu disumbangkannya perasaan-perasaan
perasaan yang menang, ngotot dan pasrah
bersatu dalam umbaran paradigma
ilustrasinya dialamatkan
pada menikmat malam dini hari
untuk jiwa-jiwa yang sepi
Friday, November 19, 2010
Pelacur Said
i love you Abang
datang ke sini lagi ya Bang
bawa duit yang banyak buat Neng
nanti di-service yang lebih oke lagi lho Bang
Neng dah mulai cinta sama Abang nih
pasti ntar Neng kangen banget sama Abang
Neng tunggu ya bang malem minggu depan
datang ke sini lagi ya Bang
bawa duit yang banyak buat Neng
nanti di-service yang lebih oke lagi lho Bang
Neng dah mulai cinta sama Abang nih
pasti ntar Neng kangen banget sama Abang
Neng tunggu ya bang malem minggu depan
Kita Jazz & Syaharani
"……Jadi ceritanya tentang Jazz lagi… kalau Jazz ya Syaharani
Jazz lagi, jazz lagi, aku lagi, kamu lagi, eh aku lagi, eh kamu
eh dia juga, eh dia lagi, eh dia lagi, masih dia juga, aku, kamu
dia, eh kalian juga tau, jadi kalian lagi, eh dia lagi deh……..
ya udah kita aja…. eh tunggu…tunggu…. jazz lagi nih….
tuh kan jazz lagi…. berarti ada Syaharani dong…
ada aku, ada kamu, ada dia juga sih… ya udah deh kita aja.
Kita Jazz….."
Jazz lagi, jazz lagi, aku lagi, kamu lagi, eh aku lagi, eh kamu
eh dia juga, eh dia lagi, eh dia lagi, masih dia juga, aku, kamu
dia, eh kalian juga tau, jadi kalian lagi, eh dia lagi deh……..
ya udah kita aja…. eh tunggu…tunggu…. jazz lagi nih….
tuh kan jazz lagi…. berarti ada Syaharani dong…
ada aku, ada kamu, ada dia juga sih… ya udah deh kita aja.
Kita Jazz….."
Djakarta Ketika Djingga
: Agaknya aku mulai berani menulis "Djingga" di Djakarta
mulai hari ini semua tentang Djingga pasti kucairkan seperti warna biasa yang ada di semesta ini supaya langit sore di Djakarta ini bisa ku pendarkan pada batasnya
kalau kemaren aku tak mampu bermain ditemaram rembulan setelah Djingga, sekarang aku mau bermain bersama warna yang lain karena luas kebodohan tak kan pernah ada batasnya seperti langit senja sebelum malam
selama ini aku juga tidak pernah cerita kepada langit biru karena derai canda tawa itu pendek apalagi senyum manis matahari Djingga tak pernah bisa nanar pada celah-celah langit di sore hari yang biasa aku lewati
sekarang aku lagi ingat cerita itu pernah melewati garis cakrawala di sore ini karena romantis itu melirik malu-malu, beradu tatapan dan tertunduk lalu tersenyum hangat dan kemudian terbahak-bahak bersama dan ketika kita sadari itu kita kembali terdiam
sepanjang Djingga merona dan selama waktu jatuhnya senja di Djakarta, aku akan menyambut malam dengan kerendahan yang bersahaja
sore ini senja seperti biasa, Djingga juga biasa dan aku di Djakarta, hari ini tanggal tujuh bulan agustus tahun dua ribu delapan
mulai hari ini semua tentang Djingga pasti kucairkan seperti warna biasa yang ada di semesta ini supaya langit sore di Djakarta ini bisa ku pendarkan pada batasnya
kalau kemaren aku tak mampu bermain ditemaram rembulan setelah Djingga, sekarang aku mau bermain bersama warna yang lain karena luas kebodohan tak kan pernah ada batasnya seperti langit senja sebelum malam
selama ini aku juga tidak pernah cerita kepada langit biru karena derai canda tawa itu pendek apalagi senyum manis matahari Djingga tak pernah bisa nanar pada celah-celah langit di sore hari yang biasa aku lewati
sekarang aku lagi ingat cerita itu pernah melewati garis cakrawala di sore ini karena romantis itu melirik malu-malu, beradu tatapan dan tertunduk lalu tersenyum hangat dan kemudian terbahak-bahak bersama dan ketika kita sadari itu kita kembali terdiam
sepanjang Djingga merona dan selama waktu jatuhnya senja di Djakarta, aku akan menyambut malam dengan kerendahan yang bersahaja
sore ini senja seperti biasa, Djingga juga biasa dan aku di Djakarta, hari ini tanggal tujuh bulan agustus tahun dua ribu delapan
Tuesday, November 9, 2010
Semalam....
semalam
aku mencium aroma wangi tubuhmu
hingga terpejam mengingat gairahmu
penuh kehangatan liar namun terkendali
binal
nakal
ku jengkali setiap jengkal
semalam
semalaman
aku terenyuh merasai manisnya liurmu
menjadi jadi saat rahasiamu kusentuh
semalam sampai pagi
cinta berbalut sehelai sarung nan menghangatkan
tanpa ragu-ragu
semalam
tak ada apa-apa
aku mencium aroma wangi tubuhmu
hingga terpejam mengingat gairahmu
penuh kehangatan liar namun terkendali
binal
nakal
ku jengkali setiap jengkal
semalam
semalaman
aku terenyuh merasai manisnya liurmu
menjadi jadi saat rahasiamu kusentuh
semalam sampai pagi
cinta berbalut sehelai sarung nan menghangatkan
tanpa ragu-ragu
semalam
tak ada apa-apa
Wednesday, November 3, 2010
SEPANJANG JALAN ITU dan waktu ini
Tentang rindu yang rindu sendu
Kamu meminta maaf mengakuinya
Aku terlara dengar pengakuanmu
Apa berharap?
Ternyata kita memendam rasa sama
Cuma malu mengakui saja waktu itu
Kamu kira bukan bertipe aku
Aku kira bukan bertipe kamu
Dengan deras akubertanya manja
Bisu membeku dan sendu kini
Kita terlambat mengakui waktu ini
_______________________________________
Ditulis di Jakarta, 21 April 2008
Kamu meminta maaf mengakuinya
Aku terlara dengar pengakuanmu
Apa berharap?
Ternyata kita memendam rasa sama
Cuma malu mengakui saja waktu itu
Kamu kira bukan bertipe aku
Aku kira bukan bertipe kamu
Dengan deras akubertanya manja
Bisu membeku dan sendu kini
Kita terlambat mengakui waktu ini
_______________________________________
Ditulis di Jakarta, 21 April 2008
Setelah Ini
Apa iya aku harus tak menyentuh jingga lagi?
Sedangkan langit cerah membias cahaya
Waktu itu terus berlalu, semua saling merindukan
Semuanya punya rindu yang sama, kita tahu itu
Setangkup rindu punyaku itu harus diapakan?
apa harus kusimpan?
apa mungkin aku sisakan buat jingga saja?
apa iya jingga mau ku bagi?
Bagaimana setangkup rindu punyamu?
kamu rela membaginya untukku
Lantas dengannya?
Sesaat saja bisa kuresapi waktu yang terus berlalu
aku tak pernah lelah berada didalam waktu itu
ceritanya saja seharum nafasnya
Apa iya aku harus tak menyentuh jingga lagi?
Tapi rasanya aku tak biasa bila tak meronakan jingga
Itu hanya jika kamu benar-benar mengerti aku
hmm....Jika kamu mengerti aku......
_______________________________________
Ditulis di Bogor, 21 April 2007
Sedangkan langit cerah membias cahaya
Waktu itu terus berlalu, semua saling merindukan
Semuanya punya rindu yang sama, kita tahu itu
Setangkup rindu punyaku itu harus diapakan?
apa harus kusimpan?
apa mungkin aku sisakan buat jingga saja?
apa iya jingga mau ku bagi?
Bagaimana setangkup rindu punyamu?
kamu rela membaginya untukku
Lantas dengannya?
Sesaat saja bisa kuresapi waktu yang terus berlalu
aku tak pernah lelah berada didalam waktu itu
ceritanya saja seharum nafasnya
Apa iya aku harus tak menyentuh jingga lagi?
Tapi rasanya aku tak biasa bila tak meronakan jingga
Itu hanya jika kamu benar-benar mengerti aku
hmm....Jika kamu mengerti aku......
_______________________________________
Ditulis di Bogor, 21 April 2007
DAN TERNYATA TERTUNDA SAJA
seiring sejalan simponi ada dua siluet bersatu di tepian pantai
dua tubuh berangkulan bersiluet kala jingga merona senja
tak mudah semudah angan-angan yang sederhana difantasi ternyata
disisi lain kala siluet itu ada harmonisasi nuansa biru
dua irama dalam nada tritonis berbaur harmoni
nada-nada yang indah, nada-nada cinta diantara nyiur
adalah harmonisasi yang ternyata menyatu bersatu
nian kian berpacu dalam segenap angan sementara saja
sekedar rindu ombak pada bibir pantainya lalu pergi lagi dan lagi
dan ketika sekarang yang tersisa potret siluet berbingkai mesra
hanya tertunda sejenak menunggu waktu yang pasti datang
diiringi harmonisasi saling merindukan, melupakan
ternyata dan ternyata waktu terus menyibak putih pasir
diantara rindu yang akan terlupakan mulai sekarang
tentang keyakinan yang samar wujudnya... ternyata.
_______________________________________
Ditulis di Jatinangor, 19 April 2008
dua tubuh berangkulan bersiluet kala jingga merona senja
tak mudah semudah angan-angan yang sederhana difantasi ternyata
disisi lain kala siluet itu ada harmonisasi nuansa biru
dua irama dalam nada tritonis berbaur harmoni
nada-nada yang indah, nada-nada cinta diantara nyiur
adalah harmonisasi yang ternyata menyatu bersatu
nian kian berpacu dalam segenap angan sementara saja
sekedar rindu ombak pada bibir pantainya lalu pergi lagi dan lagi
dan ketika sekarang yang tersisa potret siluet berbingkai mesra
hanya tertunda sejenak menunggu waktu yang pasti datang
diiringi harmonisasi saling merindukan, melupakan
ternyata dan ternyata waktu terus menyibak putih pasir
diantara rindu yang akan terlupakan mulai sekarang
tentang keyakinan yang samar wujudnya... ternyata.
_______________________________________
Ditulis di Jatinangor, 19 April 2008
ku Tahu Itu kamu
Kata hati ini menuntunku menatap senja
Di senja itu ada jingga yang samar tersenyum
Cuma aku heran pada senyum itu bisa membuatku gelisah
Senyum itu selalu menyapaku, anganku dikedalaman hati
Seolah nyata adanya dengan beribu fenomenanya
Jiwa ini bimbang saat cakrawala senja itu mulai menghilang
Jingga di senja itu cuma bisa menyisakan penatnya rindu
Padahal aku ingin tetap menatapnya sampai pagi
Sesore hari setelah itu senja selalu kutunggu
Ia datang dan tersenyum padaku lagi, lagi
Namun senyumnya tetap saja berada dibalik cakrawala
Itu membuatku berfikir memecahkan rasiaMu
Lagi-lagi senja itu mulai menghilang kala kutatap jingganya
Aku tahu kamu datang lagi
Aku tunggu kamu
Jingga
Jingga jangan lari dariku kalau ku tahu itu kamu
Sedari itu aku mulai sadar kalau itu kamu
yang selalu tersenyum menatapku dari balik cakrawala senja
tunggu aku jingga, Aku tahu itu kamu
_______________________________________
Ditulis di Jakarta, 12 Juni 2007
Di senja itu ada jingga yang samar tersenyum
Cuma aku heran pada senyum itu bisa membuatku gelisah
Senyum itu selalu menyapaku, anganku dikedalaman hati
Seolah nyata adanya dengan beribu fenomenanya
Jiwa ini bimbang saat cakrawala senja itu mulai menghilang
Jingga di senja itu cuma bisa menyisakan penatnya rindu
Padahal aku ingin tetap menatapnya sampai pagi
Sesore hari setelah itu senja selalu kutunggu
Ia datang dan tersenyum padaku lagi, lagi
Namun senyumnya tetap saja berada dibalik cakrawala
Itu membuatku berfikir memecahkan rasiaMu
Lagi-lagi senja itu mulai menghilang kala kutatap jingganya
Aku tahu kamu datang lagi
Aku tunggu kamu
Jingga
Jingga jangan lari dariku kalau ku tahu itu kamu
Sedari itu aku mulai sadar kalau itu kamu
yang selalu tersenyum menatapku dari balik cakrawala senja
tunggu aku jingga, Aku tahu itu kamu
_______________________________________
Ditulis di Jakarta, 12 Juni 2007
Aku Memintamu
Apa bisa kamu bertahan ditengah badai ?
sedangkan kamu sendiri tanpa bantuan
bahkan tak menceritakan badai itu
Setidaknya cerita itu meresonansi
dan aku helakan nafas risau kecemasanku
Apa kamu tahu risauku kecemasanku untukmu ?
atas peduliku kamu dalam lubuk hati
lagu jiwa ini menerawang bahana asmara
kamu buat semua sempurna, jadi baik, & lebih baik
resonansinya sampai melenakan
Apa mungkin kamu tersenyum mendengar aku ?
untuk cerita di kedalaman pintaku
ada arti hidup kutemui dari kasihmu
dan aku punya cinta yang kamu inginkan
atau kamu malah tersipu malu mendengar nadaku
Apa kamu masih menunggu aku di sisi malammu ?
untuk sebuah kecupan hangat dikeningmu
ketika aku yang jauh tidak bisa meredakan rindumu
bila malam itu sampai pagi aku tak datang
apa kamu masih mau menungguku ??
Aku, Mataharimu
_______________________________________
Ditulis di Jakarta, April 2007
sedangkan kamu sendiri tanpa bantuan
bahkan tak menceritakan badai itu
Setidaknya cerita itu meresonansi
dan aku helakan nafas risau kecemasanku
Apa kamu tahu risauku kecemasanku untukmu ?
atas peduliku kamu dalam lubuk hati
lagu jiwa ini menerawang bahana asmara
kamu buat semua sempurna, jadi baik, & lebih baik
resonansinya sampai melenakan
Apa mungkin kamu tersenyum mendengar aku ?
untuk cerita di kedalaman pintaku
ada arti hidup kutemui dari kasihmu
dan aku punya cinta yang kamu inginkan
atau kamu malah tersipu malu mendengar nadaku
Apa kamu masih menunggu aku di sisi malammu ?
untuk sebuah kecupan hangat dikeningmu
ketika aku yang jauh tidak bisa meredakan rindumu
bila malam itu sampai pagi aku tak datang
apa kamu masih mau menungguku ??
Aku, Mataharimu
_______________________________________
Ditulis di Jakarta, April 2007
(DiA) Selaras Senja Sore Tadi
Hatiku basah,
layaknya hujan mengguyur tubuhku senja tadi
Tapi kenyataannya,
cinta ini tak luntur
Dia luber saat seperti aku marah padanya
____________________________________________
Ditulis di Bogor, 19 Februari 2005
layaknya hujan mengguyur tubuhku senja tadi
Tapi kenyataannya,
cinta ini tak luntur
Dia luber saat seperti aku marah padanya
____________________________________________
Ditulis di Bogor, 19 Februari 2005
Friday, October 29, 2010
Cinta Telanjang
Jadi sekarang cinta kita kau buang kemana?
cinta telanjang, apapun itu aku tak pernah
menyimpannya dihati
cinta itu dulu hampir berbekas,
untung aku tak terluka
dan masih nyenyak tidur tanpa kharisma itu
apa kamu tahu sekarang?
cinta yang kita punya cinta telanjang
cinta telanjang bagaimanapun itu
aku tak mau menaruhnya dihati
asmara, asmara hasrat telanjang
lirikan asmara itu harusnya aku tahu
itu cikal semilir cinta telanjang
Cinta telanjang, cinta itu punyamu
“bukan kita”
____________________________________________
Ditulis di Bandung pada tanggal 3 Maret 2007
cinta telanjang, apapun itu aku tak pernah
menyimpannya dihati
cinta itu dulu hampir berbekas,
untung aku tak terluka
dan masih nyenyak tidur tanpa kharisma itu
apa kamu tahu sekarang?
cinta yang kita punya cinta telanjang
cinta telanjang bagaimanapun itu
aku tak mau menaruhnya dihati
asmara, asmara hasrat telanjang
lirikan asmara itu harusnya aku tahu
itu cikal semilir cinta telanjang
Cinta telanjang, cinta itu punyamu
“bukan kita”
____________________________________________
Ditulis di Bandung pada tanggal 3 Maret 2007
Thursday, October 28, 2010
Hampiri Aku
hampiri aku, nyatakan cintamu
kita larutkan saja semua rasa
kita lakukan apa yang kita mau
jangan peduli asal tetap sunyi
kita senyum saja pada mereka
mereka juga tahu kita siapa
kita larutkan saja semua rasa
kita lakukan apa yang kita mau
jangan peduli asal tetap sunyi
kita senyum saja pada mereka
mereka juga tahu kita siapa
Ketika Pelacur Menulis
menulis itu bukan sebuah perselingkuhan
tapi mengejek dengan kata-kata tanpa berlari
ya sama saja seperti telinga mendengar,
mata melihat atau hidung yang mendengus.
menulis itu seperti melacur dan menjilat
menjadi hina tanpa angan dan rasa bersalah.
tapi mengejek dengan kata-kata tanpa berlari
ya sama saja seperti telinga mendengar,
mata melihat atau hidung yang mendengus.
menulis itu seperti melacur dan menjilat
menjadi hina tanpa angan dan rasa bersalah.
Subscribe to:
Posts (Atom)